MAKALAH AVERTEBRATA AIR
FILUM RHYNCHOCOELA
Oleh
:
Sofi Alfiyah H1G013026
Erik zakariya H1G013036
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
JURUSAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................
3
DAFTAR
ISI.....................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................4
BAB II . PEMBAHASAN................................................................4
2.1 Rhynchocoela……..………………………………….4
2.2
FISIOLOGI…..……………………………………....5
2.2.1 REPRODUKSI…….…………………………7
2.2.2 Sistem Pencernaan Makanan .………...……...8
2.2.3 Sistem Sekresi…….…………………………..9
2.2.4 Sistem
Respirasi................................................9
2.2.5 Sistem Pertahanan
Diri......................................9
2.2.6 Sistem Peredaran
Darah.....................................9
2.2.7 Sistem
Saraf......................................................10
2.2.8 Sistem
Otot........................................................10
2.3 KLASIFIKASI RYNCHOCOELA...............................11
2.3.1
Anopla...............................................................11
2.3.2
Enopla................................................................12
BAB III KESIMPULAN.....................................................................14
GLOSARIUM.....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................16
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha
Esa, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami dari kelompok 19 dapat menyelesaikan
tugas ini dengan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Drs.
Setijanto,M.Sc,ST dan ibu Siti Rukayah selaku dosen pembimbing mata kuliah avertebrata air kami
yang telah banyak memberikan arahan dan saran-saran yang sangat membantu dalam
kelancaran pengerjaan tugas ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada kakak tingkat
selaku asisten dan semua teman-teman yang telah membantu yang namanya tak dapat
kami sebutkan satu per satu.
” Tak ada gading yang tak retak ” begitu juga kami mohon maaf apabila dari
tugas terstruktur ini banyak terdapat salah kata ataupun kesalahan-kesalahan lain yang mungkin ada
yang kurang berkenan di hati. Semua ini tak lebih dari keterbatasan kami
sebagai manusia yang sedang dalm proses pembelajaran. Harapan terakhir semoga
tugas terstruktur kami ini mendapatkan nilai yang bagus dan bermanfaat bagi
para pembacanya.
Purwokerto, 02 juni 2014
Tim Penulis
I.
PENDAHULUAN
Makalah ini berjudul “ RHYNCHOCOELA“, Rhynchos berasal dari bahasa Yunani,
Rhynchos
berarti moncong dan coel berarti rongga. Rhynchocoela
bertubuh pipih dorsovental, tak bersegmen, dan memanjang seperti cacing pita.
Mereka sudah memiliki sistem digesti yang sempurna, sistem sirkulasi yang
sejati, dan melakukan respirasi dengan cara difusi. Umumnya terdapat di pantai, di bawah batu dan
rumput laut; beberapa hidup di air tawar atau di tanah yang lembab. Beberapa
commensal dengan bunga karang dan
mollusca.
Rhynchocoela
disebut juga Nemertina atau Nemertea. Bentuk tubuh seperti cacing ada sebagian
yang pipih dorsovental, panjang 2 cm sampai 2 m. Warna tubuh biasanya pucat,
namun ada yang cerah, merah, jingga, hijau, dan bergaris-garis. Bentuk kepala
tidak jelas, mempunyai Proboscis. Proboscis adalah semacam
belalai yang dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa, dan dapat ditarik ke
dalam mulut.
Kebanyakan Rhynchocoela hidup di laut, terdapat di
pantai, di bawah batu atau rumput laut. Beberapa jenis di air tawar atau tanah
lembab, berkomensalisme dengan coelentrata dan moluska serta tidak ada yang
parasit dan terdapat sekitar 650 spesies.
Rhynchocoela lebih maju dari Platyhelminthes dalam dua hal; mempunyai sistem pencernaan lengkap
terdiri atas mulut di anterior yang berhubungan dengan usus yang lurus
sepanjang badan, dan anus di ujung posterior, sedangkan Coelentrata dan Platyhelminthes
tidak mempunyai anus. Kemajuan kedua adalah Rhynchocoela
mempunyai sistem peredaran darah tertutup, tetapi belum mempunyai jantung.
Darah umumnya tidak berwarna, beberapa spesies berwarna karena mempunyai hemoglobin.
II. PEMBAHASAN
2.1.
Rhynchocoela
Rhynchocoela adalah hewan yang memiliki proboscis dan terkenal
dengan sebutan Ribbon worms. Disebut Ribbon Worms karena spesiesnya ada
yang panjangnya mencapai 100 kaki atau 33 m, contohnya Lineus longissimus, namun adapula yang panjangnya hanya 0,5cm,
contohnya Dinonemertes investigatoris. Rhynchocoela merupakan salah satu spesies hewan laut yang tidak
bertulang belakang dengan karakteristik tubuh berbentuk pipa dan berlubang,
panjang, memiliki Rhyncocoel yang di dalamnya terdapat proboscis yang digunakan
untuk melumpuhkan mangsa, memiliki duri yang tajam untuk melindungi diri dan triploblastic
(endoderm, mesoderm, ectoderm).
Jenis Rhynchocoela yang besar jika diganggu
cenderung akan memotong dirinya, dan bagian anterior melakukan regenerasi
menjadi bagian cacing yang utuh sedangkan bagian posterior mati. Proboscis yang
putus juga dapat tumbuh kembali. Beberapa spesies dari Rhynchocoela, termasuk genus Lineus
bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi, artinya regenerasi
terjadi setelah pemisahan. Kebanyakan Rhynchocoela
adalah dioecous, beberapa jenis air tawar dan darat adalah hermaprodit. Umumnya
telur menetas menjadi anak cacing, kecuali beberapa spesies laut mempunyai
stadia larva yang berenang bebas (larva pilidium).
Filum Rhynchocoela menurut berbagai sumber
memiliki 900 nama spesies yang dikarakteristikkan dari panjang pendeknya
spesies tersebut. Rhynchocoela hidup
pada perairan yang airnya bersih dan segar. Potamonemertes
sp. dan Dichonemertes sp merupakan
contoh Rhynchocoela yang habitatnya
di air yang bersih.
2.2.
Fisiologi
Bentuk tubuh Rhynchocoela adalah bilateral simetri
dan dorsoventrally flattened, berbentuk pipa dan berlubang, tubuh memiliki
lebih dari dua sel, memiliki jaringan dan organ, panjang dan tipis seperti
cacing.
Rhynchocoela tidak memiliki pigmen seperti annelida, tubuhnya
halus. Mereka tidak punya anggota badan, seperti kaki atau tangan. Memiliki
warna yang terang dan mata kecil yang berwarna gelap dan letaknya berada di
depan dekat pada dasar. Ciri – ciri yang lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki system pencernaan makan dengan
satu jalan yaitu, dimulai dari mulut dan diakhiri pada anus.
2.
Memiliki system peredaran darah
dengan pembuluh darah.
3. Memiliki susunan syaraf yang baik
dan mempunyai otak.
4. Rongga tubuh rhynchocoela dipenuhi
oleh sel-sel mesoderm yang membentuk jaringan parenkim; yang tersisa hanyalah
rongga tubuh bagian anterior yang disebut rinkosel
5. Memiliki proboscis yang digunakan untuk
mendapatkan mangsa.
6. Bereproduksi secara aseksual dengan
menggunakan fragmentation (pemecahan) dan regeneration (pembaharuan) dan
seksual dengan cara fertilization (pembuahan).
7. Biasanya bergerak dengan combinasi cilia
yang meluncur dan peristaltic otot sebagai daya pengggerak, bergerak dengan
berombak-ombak, seperti ular laut.
8. Termasuk spesies karnivora dan merupakan
predator.
9. Hidup di air laut, pada tempat yang kondisi
airnya bersih.
10. Merupakan triploblastic (endoderm, mesoderm, dan ectoderm)
11. Termasuk genus Lineus
2.2.1.
Sistem fisiologi
1) Reproduksi
Reproduksi Rhynchocoela secara seksual dilakukan dengan cara pembuahan dengan
cara menjadi jantan atau betina, karena spesies yang hidup pada perairan yang
bersih biasanya hermaprodit dan dapat membuahi sendiri. Pada beberapa spesies
betina akan menyimpan telurnya dan menetaskan turunannya yang masih kecil,
kemudian gonad berkembang selama beberapa waktu.
Normalnya telur akan membentuk rangkaian
seperti gelatin dan kemudian sperma dikeluarkan di dekat rangkain tersebut,
sehingga pembuahan terjadi diluar tubuh betina. Perkembangan telur dapat
terjadi secara langsung maupun tidak langsung (berkembang secara langsung
yaitu, dimana telur dapat tumbuh langsung menjadi Rhynchocoela kecil, seperti
manusia, sedangkan berkembang secara tidak langsung yaitu, telur akan tumbuh
menjadi larva dan kemudian mengalami metamorfosis untuk dapat menjadi
Rhynchocoela kecil, seperti kupu-kupu).
Pada perkembangan
secara tidak langsung telur, ada tiga macam bentuk, telur akan menjadi larva Pilidium,
larva Desor, atau larva Iwata. larva
pilidium akan terlihat seperti helm
dengan lempengan cilia. Cilia itu digunakan untuk bergerak secara
teratur pada arus air kearah mulut, agar makanan dapt masuk ke larva. Setelah
beberapa waktu larva tersebut akan mengalami metamorfosis menjadi Rhynchocoela
kecil. Larva iwata hanya terjadi pada satu spesies yaitu, Micrura akkeshiensis dan dapat berenang dengan bebas. Sedangkan
larva desor merupakan karakteristik dari Lineus
rubber, dan tidak dapat berenang.
Gambar 1. larva pilidium
Rhynchocoela juga dapat bereproduksi secara aseksual, yaitu
dengan cara fragmentasi atau pemecahan atau pembelahan tubuh, maksutnya adalah
regenerasi setelah terjadi pemisahan. Rhynchocoela memiliki kemampuan yang baik untuk
memperbaharui jaringan yang rusak. Bagian kecil dari
induk yang akan tumbuh disebut dengan cyst.
2)
Sistem
Pencernaan Makanan
Sebagian besar Rhynchocoela termasuk carnivora, dan makanannya berupa invertebrata
kecil seperti annelida, crustacea baik yang masih hidup maupun yang sudah mati,
mollusca dan juga memakan telur invertebrate lainnya.
Perbedaan Rhynchocoela dengan binatang lainnya
adalah proboscis yang panjang, berada di suatu rongga yang didalamnya terdapat
cairan yang disebut dengan rhynchocoel dan panjangnya lebih panjang dibanding
tubuhnya. Rhynchocoela menggunakan proboscisnya untuk melumpuhkan mangsanya.
Mula-mula proboscis menangkap mangsa kemudian melumpuhkannya dengan Rhynchocoel
yang mengandung bisa. Proboscis
akan melilitkan tubuh mangsa dan akan mengeluarkan bisa terus-terusan hingga
mangsanya mati.
Pencernaan
makanan dimulai dari rhynchodaeum yang merupakan bagian depan dari proboscis.
Lubang proboscis merupakan tempat penguraian yang lengkap dari mulut hingga
system pencernaan makanan. Dibelakang mulut terdapat kerongkongan pendek,
kemudian setelah kerongkongan terdapat suatu kantong yang besar kemudian perut
lalu usus yang membujur hingga anus. Usus Rhynchocoela
berbentuk tabung atau pipa yang bercilia. Pada saat makanan dicerna, proboscis
dan system pencernaan akan terbuka/ bekerja secara bersamaan.
Gambar 2. Struktur organ pencernaan makanan
3)
Sistem Ekresi
Usus Rhyncocoela pada dasarnya berbentuk
tabung bercilia dan membujur dari mulut hingga anus. Sistem pengeluaran
metabolisme pada sebagian besar berbentuk sepasang saluran nephridial. Mungkin
dalam satu binatang ada sekitar dua hingga tiga ratus pasang saluran
nephridial. Protonefridium (Proto = sebelum, Nephros = ginjal) adalah alat ekskresi dari hewan
filum platyhelmintes (cacing pipih). Protonefridium tersusun dari tabung dengan
ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang
dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang
gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke
dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air
ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi.
4)
Sistem Respirasi
Rhynchocoela tidak
memiliki organ yang khusus untuk berespirasi. Mereka berdifusi melalui
permukaan tubuhnya. Pada jenis P.
corrugatus, oksigen mudah diserap oleh kulitnya karena mereka memiliki
metabolisme tubuh yang rendah sedangkan oksigen pada Antartika memiliki level
yang tinggi.
5)
Pertahanan diri
Rhynchocoela tidak memiliki sistem pertahanan tubuh, seperti cacing
biasa. Namun, Rhynchocoela memiliki
daya regenerasi yang tinggi sehingga bila ada jaringan rusak akan menjadi
organisme baru. Cara berjalan Rhynchocoela
juga menyerupai ular laut. Selain itu Rhynchocoela
memiliki proboscis yang dapat mengeluarkan racun.
6)
Sistem peredaran darah
Rhynchocoela memiliki system peredaran
darah tertutup. Terdapat dua tipe pembuluh darah, tetapi tidak memiliki
jantung. Pembuluh darah mempunyai klep dan beberapa lapisan otot yang dapat
mengerut, sehingga darah dapat mengalir. Darah Rhynchocoela
pada umumnya tidak berwarna, namun pada beberapa spesies ada yang memiliki
hemoglobin merah atau hijau.
7)
Sistem syaraf
Rhynchocoela mempunyai system syaraf yang berkembang baik dengan
simpul syaraf pusat di kepala dan suatu jaringan syaraf yang menghubungkan
berbagai organ tubuh dengan organ sensor. Mereka memiliki jarinan syaraf utama yang menghubungkan
dengan organ perasa. Organ perasa ini meliputi alir kepala hingga sensor lubang
kecil. Nemertea mempunyai banyak ocelli
(mata kecil). Mata mereka ini terletak dekat dengan syaraf pusat.
Gambar 3. Oceli (eyespots)
8)
Sistem otot
Rhynchocoela mempunyai suatu dinding tubuh berotot yang terdiri
dari otot melingkar dan otot membujur.
Gambar 4. Bagian-bagian tubuh Rhynchocoela
2.3.
Klasifikasi Rhynchocoela
Kingdom :
Animalia
Subkingdom
: Metazoa
Superphylum : Lophotrochozoa
Phylum : Nemertea
Rhynchocoela dibagi menjadi dua kelas
yaitu:
1)
Anopla
Merupakan Rhynchocoela yang memiliki
proboscis yang sederhana . Mulutnya membuka di depan otak.
Contohnya kelas Anopla :
·
Ordo Paleonemertini
·
Ordo Heteronemertini
(Famili: Lineidae, Genus: Lineus, Spesies:
Longissinus).
Gambar 5. susunan struktur dari anopla
2)
Enopla
Merupakan Rhynchocoela yang memiliki
proboscis yang lebih banyak atau komplit. Mulut terbuka di belakang otak.
Contohnya kelas Enopla :
· Ordo Bdellonemertini
Pada ordo ini
hanya satu genus yang tidak memiliki stylet, yaitu Malacobdella yang mempunyai tiga spesies komensal pada rongga
mantel kerang lautndan satu spesies dalam rongga mantel siput air tawar.
Spesies : Paranemertes, Amphiporus, Emplectonema dan Micrura.
Gambar 6. Struktur kelas Enopla
2.4.
Keuntungan dan kerugian Rhynchocoela
Keuntungan dari Rhynchocoela adalah dapat dijadikan bio-indikator air bersih. Sedangkan kerugian dari Rhynchocoela yaitu Carcinonemertes sp yang bersifat parasit, karena spesies ini hidup di bagian luar carapax
kepiting. Nemertea kecil ini memakan telur kepiting dalam jumlah yang banyak
sehingga dapat merugikan perekonomian, khususnya peternak kepiting.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Rhynchocoela merupakan salah
satu invertebrate air yang memiliki ciri khusus pada proboscisnya.
2.
Rhynchocoela di bagi menjadi
dua kelas berdasarkan proboscisnya, yaitu Anopla dan Enopla.
3.
Rhynchocoela memiliki organ
ekresi, respirasi, peredaran darah tertutup, dan system syaraf dan memiliki
jaringan otot.
4.
Rhynchocoela bereproduksi
secara aseksual dengan beregenerasi, dan secara seksual dengan pembuahan.
5.
Rhynchocoela
dusah memiliki sistem digesti yang sempurna, sistem sirkulasi yang sejati, dan
melakukan respirasi secara difusi.
GLOSARIUM
•
Anelida : Cacing beruas-ruas
•
Carnivora : Pemakan
daging
•
Crustasea : Hewan
akuatik yang bersendi-sendi (kepiting, udang)
•
Cyst : Bagian
kecil dari induk Rhynchocoela yang
akan
tumbuh
•
Fertilization : Pembuahan
dengan cara seksual
•
Fragmentasi : Memutuskan
anggota badan
•
Mollusca : Phylum dari
(siput, cumi-cumi, sotong)
•
Ocelli : Organ
sensor (mata)
•
Platyhelminthes : Phylum dari cacing pipih
•
Proboscis : Semacam
belalai yang dapat dijulurkan untuk
menangkap mangsa
•
Regenerasi : Hidup
kembali
•
Rhabdit : Racun dalam
proboscis Rhynchocoela
•
Silia : Bagian dari
anggota badan yang digunakan untuk
bergerak secara teratur pada arus air ke arah
mulut, agar
makanan dapat masuk ke larva
•
Stylet : Duri
beracun di dalam proboscis Rhynchocoela
DAFTAR PUSTAKA
Suwigrya, S.1998. Avertebrata Air Jilid 1. Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB : Bogor.
Cronodon.2004.http://cronodon.com/BioTech/Nemertine.html diakses pada tanggal 01 Juni 2014 pukul 20:00 WIB
Ronald.2004.Tie A Yellow Ribbon (Worm)
Around The Old Reef Rock.http://reefkeeping.com/issues/2004-01/rs/index.php diakses pada tanggal 31 Mei 2014 pukul 10:00 WIB
Palaeos.2002.Slugs, Worms.http://palaeos.com/metazoa/pieces/hox/hox4.html diakses pada tanggal 01 Mei pukul 15:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar