Sabtu, 22 November 2014

Jaring Insang Hanyut



TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ILMU PENANGKAPAN IKAN




JARING INSANG HANYUT






Sofi Alfiyah
H1G013026
sofialfiyah123@gmail.com





PROGRAM STUDI
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
 PURWOKERTO
2014





 JARING INSANG HANYUT

A.   Deskripsi Alat
            Jaring insang hanyut (Drift gillnet) merupakan alat penangkap ikan yang terbuat dari jaring, berbentuk persegi empat  dengan ukuran mata jaring yang sama dan dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Jaring insang hanyut termasuk ke dalam klasifikasi alat tangkap jaring insang atau gill net (Diniah,2008). Gill net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang , memiliki mata jaring yang sama ukurannya pada semua jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap.
Bagian-bagian dari jaring insang hanyut adalah pelampung tanda (bouy), tali pelampung tanda pelampung, pelampung (float), tali selambar, tali ris atas, badan jaring, pemberat, tali ris bawah, jangkar dan tali jangkar. Pelampung tanda terbuat dari bahan poly vinil clorida (PVC) dan berfungsi sebagai penanda letak alat tangkap. Pelambung biasanya terbuat dari karet sendal jepit dan berfungsi menjaga agar alat tetap mengapung. Tali pelampung tanda, tali ris atas, tali ris bawah, tali jangkar dan tali selambar terbuat dari bahan poly ethilene (PE). Badan jaring terbuat dari bahan poli amide (PA) dan berfungsi sebagai penjerat mangsa. Pemberat terbuat dari timah dan berfungsi agar alat tetap terbentang. Sedangkan jangkar terbuat dari logam atau timah.
Konstruksi jaring insang bagian tali pelampung : 
  

A.   Pengoperasian Alat
            Pengoperasian jaring insang hanyut biasanya dilakukan pada malam hari. Biasanya nelayan berangkat ke laut pada sore hari dan kembali lagi pada pagi hari. Pada saat nelayan tiba di daerah penangkapan yang dituju, kecepatan perahu dikurangi dan nelayan
bersiap-siap untuk melakukan setting. Setting dimulai dengan menurunkan pelampung tanda, diikuti dengan penurunan badan jaring, sampai akhirnya penurunan jangkar. Setting membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Pada saat setting, arah perahu harus berlawanan dengan arus dan berada dalam keadaan stabil dan kecepatan rendah. Setelah seluruh jaring diturunkan kedalam air, mesin perahu dimatikan dan jaring dibiarkan hanyut terbawa arus selama kurang lebih 4 jam. Setelah menunggu berjam-jam, maka jaring hanyut dinaikkan lagi ke atas perahu. Proses ini dinamakan hauling. Hauling dilakukan dari sebelah kiri perahu, dimana 1 ABK menarik jaring pada tali ris atas, 2 orang menarik jaring pada bagian bawah sekaligus memisahkan hasil tangkapan dan 1 orang bertugas dalam mengurus pelampung. Setelah jaring di angkat, ikan-ikan yang terjerat kemudian di ambil.
Alat bantu penangkapan pada jaring insang hanyut yaitu:
Ø  Winch, digunakan untuk menarik jaring dengan menggulung langsung keseluruh badan jaring ke dalam drum penggulung bertenaga hidrolik. Winch juga di sebut dengan Net Drum.
Ø  Cone roler, yaitu alat penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet yang berputar berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan pemberatnya dapat tergiling bersama untuk menarik ke atas kapal. Cone roler di gerakkan dengan tenaga hidrolis dengan kecepatan antara 20-60 meter/menit.
Ø  Kapstan merupakan mesin bantu yang digunakan untuk beragam keperluan penarikan seperti menarik tali selambar pada gill net.
Ø  Net hauler adalah alat bantu yang digunakan untuk penarikan jaring yang telah di tabur dilaut, agar jaring lebih ringan di tarik dan mudah di tata kembali di atas geladak. Cara pengoperasian net hauler adalah hanya dengan menarik jaring gill net melalui drum drum berbentuk konikal dan jaring insang tidak di gulung langsung melainkan bagian jaring yang sudah ditarik di belakang net hauler, kemudian di atur untuk persiapan penurunan jaring kembali (setting).
                               Lokasi jaring insang hanyut dapat di operasikan di dasar perairan, kolom perairan dan di permukaan perairan. Jaring insang hanyut sudah sangat dikenal luas oleh nelayan Indonesia. Salah satunya adalah nelayan di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Mereka mengoperasikan jaring insang hanyut di Samudra India untuk menangkap jenis-jenis ikan tongkol dan kembung. Jaring insang hanyut juga banyak ditemukan di daerah Gorontalo dan Selat Bali (Puspito,2009).
A.   Hasil Tangkapan
            Sasaran utama dari jaring insang hanyut adalah ikan kembung (Rastrilliger sp.), ikan tongkol (Euthynus sp.), ikan layur (Lepturachantus savala), ikan samge (Pseudocinea amoyensis), ikan tembang (Sardinella fimriata). Sedangkan hasil tangkapan sampingannya yaitu gurita, ikan belanak (Mugil sp.), ikan tengiri (Scomberomorus commersoni) (Hadian, 2005).
            Jaring insang hanyut sebagai alat tangkap yang selektif, karena tidak merusak habitat, tempat tinggal dan perkembangbiakan ikan dan organisme lainnya, tidak membahayakan nelayan, menghasilkan ikan yang bermutu baik, produk tidak membahayakan kesehatan konsumen, hasil tangkapan yang terbuang minimum, tidak menangkap jenis yang di lindungi undang-undang, dan di terima sosial. Oleh karena itu jaring insang hanyut juga di terima oleh FAO.
B.    Daftar Pustaka
Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Departemen Pemanfaatan  Sumberdaya Perairan FPIK IPB, Bogor.
Hadian. 2005. Analisis Hasil Tangkap Jaring Insang Hanyut dengan Ukuran Mata Jaring 2 Inci di Teluk Jakarta(sekripsi). Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perairan FPIK IPB, Bogor.
Puspito,Gondo. 2009. Perubahan sifat-sifat Fisik Mata Jaring Insang Hanyut Setelah Digunakan 5,10,15 dan 20 Tahun, vol 12 : hal 1.
Subani,W dan H.R. barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian  dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar