TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ILMU PENANGKAPAN IKAN
JARING INSANG HANYUT
Sofi Alfiyah
H1G013026
sofialfiyah123@gmail.com
PROGRAM STUDI
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
JARING INSANG HANYUT
A.
Deskripsi
Alat
Jaring insang hanyut (Drift gillnet)
merupakan alat penangkap ikan yang terbuat dari jaring, berbentuk persegi
empat dengan ukuran mata jaring yang
sama dan dioperasikan dengan cara dihanyutkan. Jaring insang hanyut termasuk ke
dalam klasifikasi alat tangkap jaring insang atau gill net (Diniah,2008). Gill
net adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang , memiliki mata jaring
yang sama ukurannya pada semua jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan
dengan panjangnya. Pemakaian gill net tergantung daerah penangkapannya dan
jenis ikan yang ingin di tangkap.
Bagian-bagian dari jaring insang
hanyut adalah pelampung tanda (bouy), tali pelampung tanda pelampung, pelampung
(float), tali selambar, tali ris atas, badan jaring, pemberat, tali ris bawah,
jangkar dan tali jangkar. Pelampung tanda terbuat dari bahan poly vinil clorida
(PVC) dan berfungsi sebagai penanda letak alat tangkap. Pelambung biasanya
terbuat dari karet sendal jepit dan berfungsi menjaga agar alat tetap
mengapung. Tali pelampung tanda, tali ris atas, tali ris bawah, tali jangkar
dan tali selambar terbuat dari bahan poly ethilene (PE). Badan jaring terbuat
dari bahan poli amide (PA) dan berfungsi sebagai penjerat mangsa. Pemberat
terbuat dari timah dan berfungsi agar alat tetap terbentang. Sedangkan jangkar
terbuat dari logam atau timah.
Konstruksi jaring insang bagian tali
pelampung :
A.
Pengoperasian
Alat
Pengoperasian jaring insang hanyut
biasanya dilakukan pada malam hari. Biasanya nelayan berangkat ke laut pada
sore hari dan kembali lagi pada pagi hari. Pada saat nelayan tiba di daerah
penangkapan yang dituju, kecepatan perahu dikurangi dan nelayan
bersiap-siap
untuk melakukan setting. Setting dimulai dengan menurunkan pelampung tanda,
diikuti dengan penurunan badan jaring, sampai akhirnya penurunan jangkar.
Setting membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Pada saat setting, arah perahu
harus berlawanan dengan arus dan berada dalam keadaan stabil dan kecepatan
rendah. Setelah seluruh jaring diturunkan kedalam air, mesin perahu dimatikan
dan jaring dibiarkan hanyut terbawa arus selama kurang lebih 4 jam. Setelah
menunggu berjam-jam, maka jaring hanyut dinaikkan lagi ke atas perahu. Proses
ini dinamakan hauling. Hauling dilakukan dari sebelah kiri perahu, dimana 1 ABK
menarik jaring pada tali ris atas, 2 orang menarik jaring pada bagian bawah
sekaligus memisahkan hasil tangkapan dan 1 orang bertugas dalam mengurus
pelampung. Setelah jaring di angkat, ikan-ikan yang terjerat kemudian di ambil.
Alat bantu penangkapan pada jaring
insang hanyut yaitu:
Ø Winch, digunakan untuk menarik
jaring dengan menggulung langsung keseluruh badan jaring ke dalam drum
penggulung bertenaga hidrolik. Winch juga di sebut dengan Net Drum.
Ø Cone roler, yaitu alat penarik
jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet yang berputar berlawanan
arah, sehingga jaring berikut pelampung dan pemberatnya dapat tergiling bersama
untuk menarik ke atas kapal. Cone roler di gerakkan dengan tenaga hidrolis
dengan kecepatan antara 20-60 meter/menit.
Ø Kapstan merupakan mesin bantu yang
digunakan untuk beragam keperluan penarikan seperti menarik tali selambar pada
gill net.
Ø Net hauler adalah alat bantu yang
digunakan untuk penarikan jaring yang telah di tabur dilaut, agar jaring lebih
ringan di tarik dan mudah di tata kembali di atas geladak. Cara pengoperasian
net hauler adalah hanya dengan menarik jaring gill net melalui drum drum
berbentuk konikal dan jaring insang tidak di gulung langsung melainkan bagian
jaring yang sudah ditarik di belakang net hauler, kemudian di atur untuk
persiapan penurunan jaring kembali (setting).
Lokasi
jaring insang hanyut dapat di operasikan di dasar perairan, kolom perairan dan
di permukaan perairan. Jaring insang hanyut sudah sangat dikenal luas oleh
nelayan Indonesia. Salah satunya adalah nelayan di Kabupaten Alor, Nusa
Tenggara Timur. Mereka mengoperasikan jaring insang hanyut di Samudra India
untuk menangkap jenis-jenis ikan tongkol dan kembung. Jaring insang hanyut juga
banyak ditemukan di daerah Gorontalo dan Selat Bali (Puspito,2009).
A.
Hasil
Tangkapan
Sasaran utama dari jaring insang
hanyut adalah ikan kembung (Rastrilliger
sp.), ikan tongkol (Euthynus sp.),
ikan layur (Lepturachantus savala),
ikan samge (Pseudocinea amoyensis),
ikan tembang (Sardinella fimriata).
Sedangkan hasil tangkapan sampingannya yaitu gurita, ikan belanak (Mugil sp.), ikan tengiri (Scomberomorus commersoni) (Hadian,
2005).
Jaring insang hanyut sebagai alat
tangkap yang selektif, karena tidak merusak habitat, tempat tinggal dan
perkembangbiakan ikan dan organisme lainnya, tidak membahayakan nelayan,
menghasilkan ikan yang bermutu baik, produk tidak membahayakan kesehatan
konsumen, hasil tangkapan yang terbuang minimum, tidak menangkap jenis yang di
lindungi undang-undang, dan di terima sosial. Oleh karena itu jaring insang
hanyut juga di terima oleh FAO.
B.
Daftar
Pustaka
Diniah.
2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perairan FPIK IPB, Bogor.
Hadian.
2005. Analisis Hasil Tangkap Jaring Insang Hanyut dengan Ukuran Mata Jaring 2
Inci di Teluk Jakarta(sekripsi). Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perairan
FPIK IPB, Bogor.
Puspito,Gondo.
2009. Perubahan sifat-sifat Fisik Mata Jaring Insang Hanyut Setelah Digunakan
5,10,15 dan 20 Tahun, vol 12 : hal 1.
Subani,W
dan H.R. barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Balai
Penelitian Perikanan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar